Berhimpunlah untuk sejuta Aksi Hikmat demi Kesatuan dalam Kasih, seperti KRISTUS telah "Menebus" kita demi suatu hubungan yang Kekal.(Baziz Boeghi’z IPTH B 0708)

Minggu, 02 Mei 2010

Salam Sang Khalik

(Ditulis Oleh : ABDY BUSTHAN)

Kita menjadi tidak berguna ketika kita membiarkan kekurangan yang ada pada diri kita mengintervensi kelebihan yang kita miliki. disinilah cikal bakal itu, ketika kegelisahan komitmen menjadi sebuah kesalahan tak beralasan yang mampu menghantarkan Vitrah kita pada suatu konsep kebijakan yang penuh dengan muatan “ Tidak Hikmat “. Nah, dilema-dilema logika akan "Melacurkan" kebenaran filsafat menjadi dongeng di waktu tidur yang setiap saat akan mengancam kemampuan adrenalin kita ketika terkondisikan menjadi "Garis Start Kegagalan yang menakutkan". Lalu, implementasi dari penjelmaan Hirarki akan menjadi sebuah Paradigma Negatif yang terinveksi dari sistemik alam pemikiran yang cepat berubah sejatinya sebuah Naskah yang mencetuskan “Keraguan” sebagai Momok yang tak Berujung. Dimanakah kita harus memposisikan Emansipasi Akal dan Iman kita ? lalu apa yang seharusnya di Refleksikan dalam Narasi dan Gambar Kehidupan ketika Sang Khalik memintanya? adakah Nalar Religi mampu menjawabnya ? Bersahajalah ketika hendak melangkah pada seratus meter pertama, karena dikatakan Bijak jika seorang Petarung sejati mampu untuk membedah kekalahan demi sebuah kemenangan. Jadi, kita tidak harus menang dalam suatu kompetisi yang ada. Tetapi jadikanlah momen itu sebagai “Medali Emas” untuk memperebutkan Wara–Wiri Kesuksesan yang dapat memampukan kita untuk tampil “Apa adanya, bukan ada apanya”. Ada banyak Pranata hidup yang bisa menjadi Praduga tak bersalah ketika kita meniup Sangkakala di hadapan dua pilihan bahkan lebih. Untuk itu, sudah selayaknyalah kita mengumpulkan komitmen konstruktif kita agar dapat di Deklarasikan ketika Sang Khalik Berkata : Banyak yang TERPANGGIL tetapi SEDIKIT yang terpilih.

Tidak ada komentar: